Minggu, 30 Agustus 2015

One Piece: Episode Special Sabo ( Versi Teks ) Part 3 ( END )


   Sabo terus berjalan di lorong itu, dan kembali mengenang masa lalunya. Waktu itu, mereka bertiga berada di pinggir rawa, mengincar seekor buaya untuk dijadikan sebagai makanan.
"Baik, ayo kita tangkap buaya itu!" ucap Ace.

One Piece: Episode Special Sabo ( Versi Teks ) Part 2


   Sabo telah sampai di penjara Colloseum Dressrosa. Ia mendekat lalu bertanya pada salah satu tawanan, "Siapa kalian?"
"Apa yang kau inginkan?"
"Kau..."
"Kami adalah para gladiator.." ucap salah satu tawanan.
"Kami dikurung di tempat ini karena kami menentang keluarga Doflamingo. Kami terus dipaksa untuk bertarung di arena sampai kemudian mati, sebagai bagian dari pertunjukan"
"Sebelum Doflamingo menjadi raja sepuluh tahun yang lalu, pertandingan gladiator tidak pernah sampai mati-matian" ucap tawanan lainnya.
"Sekarang, sudah tidak ada tempat bagi kami untuk lari"
Kembali ke Arena, si raksasa Hajrudin mudah saja membantai lawan-lawannya.
"Dengan Mera Mera no Mi, aku akan menjadi raja dari para raksasa!!"
"Siapakah yang akan menghentikannya!?" seru Gatz. "Di sisi lain, banteng pembunuh yang telah menghabisi 21 tawanan pada pertandingan di Coloseum ini, orang-orang menamainya Brutal Bull!!"

   Para peserta melihat ke arah banteng itu. Bukan ke arah bantengnya, namun orang yang dengan santainya justru menunggangi banteng mengerikan itu.
"Entah bagaimana seseorang malah menjinakannya dan sekarang menungganginya!!" seru Gatz. Para penonton tertawa dan terhibur melihat aksi orang itu.
"Dengan aksi santainya, secara tiba-tiba ia menjadi idola para penonton!! Lucy!!!"
"Lucy!! Lucy!!" teriak para penonton.
"Aku suka orang itu!!"
"Dia itu lucu sekali" ucap Rebecca sambil tersenyum memandangi Luffy.
Di sisi Sabo, ia mencoba untuk menghubungi Hack. Namun, panggilannya tidak diangkat. "Hack kalah ya?"
Akhirnya Sabo memutuskan untuk melihat arena seorang diri. Ia menonton dari jendela yang ada di atas.
Di Green Bit, Usopp dan Robin sedang menelusuri hutan.
"Hei Robin, bisakah kau pelan-pelan sedikit?"
Bruuk!! Usopp terjatuh dari atas akar pohon.
"Siapa itu!?" di dekat sana terdapat sekelompok Angkatan laut.
"Apa kalian kru Topi Jerami!? Tunjukkan diri kalian!!"
"Gyaaa!!!" Usopp langsung dengan cepat bersembunyi di balik pohon.
"Mereka menemukan kita!" ucap Usopp.
"Angkatan Laut... Eh!?" Robin kaget.
Para Angkatan Laut itu tiba-tiba saja berlarian keluar tanpa memakai baju.
"Mil Fleur! Campo de Flores!!" Robin menciptakan banyak tangan, kemudian berhasil menangkap salah satu yang bergerak dengan sangat cepat.
"Aku berhasil menangkapnya!"
"Apa yang berhasil kau tangkap? Robin!?"
"Mahluk kecil!!" ucap Robin.
Robin berhasil menangkap seorang Tontatta.
"Tolong aku!!"
"Robin, apa yang kau maksud dengan mahluk kecil?"
Robin memegang Tontatta itu dan bertanya, "Apa kau yang sudah merampas barang-barang milik Angkatan Laut itu?"
Dari balik semak-semak, Tontatta lain menembak Usopp dan Robin dengan semacam gas tidur.
"Apa!?" Usopp dan Robin pun langsung tertidur.

   Kembali ke arena, para peserta masih saja berusaha untuk menyerang Hajrudin. Namun dengan sekali pukulan, para gladiator itu berhasil dijatuhkan. "Hajrudin!! Akankah dia yang memenangkan pertandingan ini!?"
"Kurasa tidak.." ucap Sabo, yang menonton dari jendela atas. "Yang akan lolos ke babak final adalah.. Pengguna Hasshouken, Don Chinjao dari Pasukan Happo"
"Tak kusangka orang hebat seperti dia ada di sini" ucap Sabo. "Aku tak sabar untuk melawannya di final nanti, Yah, aku tak akan membiarkannya mendapatkan Buah Mera Mera"
"Yahahaha!!!" Lucy masih menunggangi banteng itu, "Maju terus, Lucy!!" teriaknya. "Terobos habis mereka semua!!!"
Banteng itu terus berlari maju sampai akhirnya ia menabrak kaki Hajrudin.
"Eh!?"
"Mau apa kau, hah?" Hajrudin menatap ke bawah.
"Uwaaaaa!!!" Gatz menjerit.
"Mau melawanku ya!?" Hajrudin bersiap untuk memukul.
"Ah gawat!! Cepat lari, Lucy!!!"
Lucy dan bantengnya tak sempat kabur, Hajrudin sukses menghantam mereka.
"Kyaaaa!!!" teriak penonton.
"Bull!!!"
"Mengecewakan sekali!! Pertandingan yang benar-benar tak seimbang!!" ucap Gatz.
"Heh.." Sabo meninggalkan tempat itu. Ia masih belum sadar kalau Lucy adalah adiknya, Luffy.
"Sang dewa kematian koloseum dan gladiator misterius, Lucy tak bisa... Eh!?" Gatz kaget. Setelah dipukul tadi, Lucy masih bisa duduk dan mengelus kepala banteng yang sudah pingsan itu.
Lucy berdiri, menatap ke arah Hajrudin. Melesat cepat di mode Gear 2nd, melompat melapisi tangan kirinya dengan Haki Busho Koka lalu Jebuakkkk!!! Lucy meninju pipi raksasa itu, menjatuhkannya dengan satu pukulan.
"Haaaa!!" para penonton tercengang.
Mendengar suara keras dari jatuhnya Hajrudin itu, Sabo kembali menonton ke tempat tadi.
"Sang raksasa telah berhasil dijatuhkan!! Hajrudin, salah satu kandidat juara telah kehilangan peluangnya!!"
"Terima kasih karena sudah bertarung bersamaku.." Lucy mengangkat tubuh Ucy lalu membawanya ke pinggir arena.
"Hebat sekali, Lucy!!!" seru para penonton.
Lucy berdiri di pinggir arena. Dari atas, Sabo melihatnya dan..
"Lucy!! Lucy!! Lucy!! Lucy!! Lucy!!"
Sabo semakin memperhatikannya secara lebih seksama, lalu...
"Itu kan..." Sabo melihat tanda luka di bawah mata kiri Lucy.

   Di Green Bit, di tempat Law, saat ini ia dan Caesar telah berada di pantai tempat pertemuan di rencanakan. Namun, yang datang menemuinya bukan hanya Doflamingo sebagaimana yang sudah direncanakan. Fujitora muncul bersama beberapa pasukan Angkatan Lautnya.
"Fujitora..."
Setelah Fujitora, barulah Doflamingo muncul, turun dari atas langit dengan kemampuan benangnya..
"Doflamingo..."
"Joker!!!" ucap Caesar.
"Mereka berdua sama-sama mengincar kami, aku harus berusaha untuk mengulur waktu lebih lama lagi.." pikir Law.
Di arena, Boo telah dikalahkan oleh kombinasi Funk bersaudara. Sementara Lucy, helm yang menutupi kepalanya dirampas oleh Jean si bandit.
"Hei, cepat kembalikan itu!!" Lucy tak mau penyamarannya terbongkar, ia menutupi wajahnya dengan syal merah.
"Hehehe, aku mendengar kabar yang aneh, Lucy.." ucap Jean, "Katanya, Bajak Laut Luffy si Topi Jerami yang harganya 400 Juta Berry ikut berpartisipasi dalam pertandingan ini secara diam-diam untuk mendapatkan Buah Mera Mera.."
"Begitu ya.." ucap Sabo dari atas, "Ternyata memang begitu, seperti dugaanku kau ada di sini, Luffy..."
Luffy, adiknya yang telah ia ajak bersama sejak kecil ada di sini. Sabo sudah bisa memastikannya. Namun, masa lalu yang ia ingat tak selamanya indah. Ketika anak-anak, mereka bersenang-senang bersama. Tapi kemudian, Ace mati...
"Mugiwara no Luffy!!!" Don Chinjao mendekati Lucy. "Darah Garp mengalir di dalam tubuhmu!!!" aura kekuatan mengalir keluar dari tubuh kakek-kakek itu, jenggot lebatnya sampai terangkat ke atas.
Orang-orang yang menghalangi jalannya ia babat habis.
"Uwooo!! Don Chinjao mulai mengamuk!!" seru Gatz.
"Blok C saat ini masih tersisa sekitar 40 pertarung, dan terus berkurang untuk menyisakan yang terkuat!!"
"Hehe.." Diamante tertawa dari tempatnya, "Seperti yang Doffy rencanakan, kau masuk dalam jebakan, Mugiwara no Luffy..."
Di Green Bit, Fujitora melontarkan tebasan gravitasinya ke arah langit, menarik meteor yang ada di atas sana dan menjatuhkannya.
"!?" Law kaget, "Mustahil...!! "
"Ini pasti bercanda kan!?" ucap Doflamingo.
Meteor itu semakin mendekat. Caesar dan para Angkatan Laut berlari menjauhinya, sementara Law dan Doflamingo mencoba untuk bertahan.
"Room!!" Law menciptakan Room dan membelah dua meteor yang hendak menghantamnya. Satu bongkahan mengarah ke Doflamingo, namun ia berhasil menebasnya dengan benangnya. Begitu pula dengan Fujitora.
Akhirnya meteor itu hanya meledakan daratan, menyisakan tiga potongan kecil tempat ketiga orang itu menginjakkan kaki mereka.
"Hanya tiga tempat itu saja yang tidak hancur!!"
"Aku tadi hanya mau mengetes kemampuan kalian.." ucap Fujitora.

   Di arena, saat ini Funk bersaudara sedang menghajar para gladiator yang tersisa. Lalu, Sai mendekatinya. "Eh?"
Sai ingin membalaskan kekalahan adiknya.
"Adikku kalah karena dia tidak berlatih dengan sungguh-sungguh.."
"Jangan terlalu keras padanya.." ucap Funk bersaudara. Ia lalu menyerang, "Ra-Ra-Ra-Rampage!!!"
Tinju-tinju yang sangat cepat ia lesatkan, serangan yang mirip Gatling Gun Luffy, namun meski cepat sekali, Sai mampu meloncat-loncat di antara tinju-tinju itu dan melesat ke udara, bersiap untuk menendang dari atas sana..
"Sebagai pemimpin Pasukan Happou..."
Jblasss!!!! Sai menendang dengan kaki berlapis Hasshouken.
"Akan kubalas kekalahan anak buahku!!!"
Kelly Funk berhasil dikalahkan.
"Kuat sekali!! Itu dia serangan Hasshouken!!!" seru Gatz.
"Kau harus membayarnya, Mugiwara no Luffy!!!" Don Chinjao terus mendekati Luffy. "Kakekmu itu telah mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidupku!!"
"Sudah kubilang!! Aku tak mengerti apa yang kubicarakan, bicara saja dengan kakekku!!" ucap Lucy.
"Terlalu baik kalau aku menghukum Garp hanya dengan kematian!! Aku akan membuatnya merasakan betapa menyakitkannya kehilangan sesuatu yang berharga!!"
"Hehehe..." Jean tertawa, "Kakekmu itu Garp? Jadi tak salah lagi!!"
"Oh iya, kau!! Cepat kembalikan helmku!!" bentak Lucy.
"Coba saja ambil kalau kau bisa!! Rasakan ini, Charitable Donation!!" Jean melemparkan pedang-pedang yang sebelumnya ia kumpulkan. Pedang-pedang itu melesat bagai peluru ke arah Luffy.
Namun dengan gerak yang sangat halus, Luffy berhasil menghindarinya. Jean terus menembak. "Aku berhasil mendapat banyak uang berkat apa yang sudah kau lakukan dua tahun yang lalu!! Aku menangkap puluhan tawanan yang sudah kau bebaskan dari Penjara Besar Impel Down!!"
Jean terus menembak namun tetap saja, tak satu pun pedang itu mengenai Luffy.
"Sial! Kenapa aku tak bisa mengenainya!?"
Tembakan-tembakan tadi justru menancap di perut Don Chinjao, yang kebetulan sedang berdiri di belakang Lucy.
"!!" Jean kaget, Luffy memanfaatkan lengahnya orang itu dan mengambil kembali helmnya.
Don Chinjao melesat dan mengarahkan sundulannya ke arah Jean, "Tadi itu sakit tahu!!!"
Jbuakkkk!!! Jean si Bandit sampai terlempar dan menabrak dinding di luar arena.
"Jean si Bandit keluar arena!! Dia dinyatakan kalah!!" ucap Gatz. "Sang bajak laut legendaris, Don Chinjao telah menyundulnya!!"
"Setelah bertahun-tahun, ternyata dia masih sangat kuat!!"
Don Chinjao menarik nafas dan melontarkan pedang-pedang yang tertancap di perutnya, tanpa luka sama sekali.
"Ke mana perginya orang itu!?" Don Chinjao kembali mencari-cari Luffy.

   Di hutan, Green Bit, Law sedang berlari dari kejaran Doflamingo, yang terus mengejar dan menembak dengan peluru-peluru benangnya.
Tak hanya Doflamingo, Fujitora juga mengejar Law, menembakinya dengan batu-batu yang mendapat pengaruh gravitasi darinya.
Law terus berlari, berusaha sebisa mungkin untuk mengulur waktu.
Namun lama-lama, ia terpojokkan juga.
"Aku tak akan membiarkanmu lolos.." ucap Doflamingo.
Kembali ke arena, Don Chinjao telah menemukan Luffy.
"Di sana kau rupanya, Mugiwara!!"
"Yosh, akan kulawan!!" Lucy tak mau lari lagi, "Lagipula kalau mau memenangkan Buah Mera Mera aku harus mengalahkannya terlebih dahulu!!"
Don Chinjao dan Luffy berlari menuju ke tempat masing-masing. Di tengah-tengah mereka, tampak Sai yang sedang bertarung melawan Ideo. Namun, bagi Luffy dan Chinjao mereka hanyalah penghalang kecil.
"Siapakah yang akan menang!? Ideo ataukah Sai!?"
"Menyingkir kau!!!"
Jbuakkk!! Luffy menendang Sai hingga terlempar ke luar arena.
"Awas!!!!"
JBlasss!!! Chinjao menghantam Ideo hingga terlempar.
Gatz tercengang.
Para penonton juga ikut tercengang. Kini Luffy dan Don Chinjao berhadapan satu lawan satu, bersiap untuk beradu pukulan yang sama-sama telah dilapisi Haki.
Kemudian adu pukulan pun terjadi, lontaran Haki Penakluk yang membuat beberapa gladiator yang tersisa langsung pingsan.
"Haoshoku Haki..." Sabo baru tahu kalau Luffy juga bisa menggunakannya.
"B-Blok C... Hanya tersisa dua peserta!!!" ucap Gatz.
"Seperti dugaanku, Chinjao tetap tersisa. Berhati-hatilah, Luffy.."
"Yahohoho!!" Chinjao tertawa setelah saling beradu tinju dengan Luffy. Chinjao menyadari kalau Luffy juga bisa menggunakan Haoshoku Haki. "Tak kusangka kau juga bisa menguasai Haki Raja! Mau menjadi raja macam apa memangnya kau ini, hah?"
Luffy dengan tegas menjawab, "Raja Bajak Laut!!!"
Sabo tersenyum, melihat adiknya sama saja dengan adiknya yang ia kenal dulu.
"Jangan bicara omong kosong!!" ucap Don Chinjao. "Kau harus tahu, ada banyak sekali bajak laut di New World ini yang memiliki kekuatan yang layak untuk menjadi raja!!"
Gbruakkk!!! Chinjao menyundul arena hingga retak, Luffy menghindar dengan melompat ke belakang.
"Siapa yang sudah mengajarimu cara menggunakan Haki?" tanya Chinjao.
"Rayleigh!"
"Jadi dia masih hidup!?" Chinjao kaget. "Menyebalkan sekali!!!!" ia melompat dan menendang Luffy, namun serangan itu mampu ditahan.
"Eh!?" Luffy kaget. Sabo juga kaget.
Setelah melancarkan serangan tadi, tiba-tiba saja Chinjao menangis.
"Eeh!? Eeeeeh!?" Gatz juga kaget.

   Air mata terus menetes dari kedua mata kakek bertubuh besar itu. "Katakan padaku, Mugiwara!! Aku ingin melupakannya tapi itu selalu saja ada di hadapanku!! Harta karunku, meski ada di hadapanku aku tak bisa meraihnya.. Bisakah kau membayang betapa menderitanya aku selama ini!?"
"Huaaaaaa!!!" Chinjao menangis seperti anak kecil.
"Apa yang sebenarnya terjadi!? Sang bajak laut legendaris tiba-tiba saja menangis!!" seru Gatz. Para penonton diam, kaget, dan bingung.
"Huaaaaa.... Chinjao si Bor, dulu mereka memanggilku dengan sebutan itu, namun sekarang sudah tidak lagi. Katakan padaku!! Apa kau tahu apa yang sudah Garp lakukan padaku!? Huaaaaa..."
"Kau ini menangis atau marah sih.." Luffy bingung.
"Awas, Luffy!!" ucap Sabo dalam hati.
Dari menangis Chinjao tiba-tiba saja melesat dengan kecepatan tinggi dan menyerang Luffy. Untungnya, Luffy mampu mengimbanginya. Luffy menghindar, memanjangkan tangannya dan memukul namun Chinjao berhasil meraihnya, lalu menarik tubuh Luffy. Kemudian sesaat sebelum Chinjao menyundul tubuh Luffy, Luffy meloncat ke samping.
Kepala Chinjao masih tertancap di arena, Luffy kemudian bergerak cepat mengelilingi tubuhnya hingga tangannya itu membelit tubuh Chinjao bagaikan perban.
Luffy menariknya, Chinjao pun berputar selayaknya gangsing.
Namun sambil berputar, Chinjao terus melontarkan pukulan-pukulan. Luffy sempat terdesak sampai ke pinggir arena, namun kemudian di mode Gear Second, Luffy membalas tiap pukulan bertubi-tubi yang dilontarkan oleh Chinjao.
Lalu ketika keseimbangan Chinjao sedikit goyah, Luffy memukulnya sampai terlempar ke sisi arena yang satunya. Chinjao terlempar namun berhasil mendarat dengan mulus. Ia lalu melompat dan kembali menyerang, pertarungan kembali berlanjut.
Luffy melompat ke udara, Chinjao ikut melompat, Luffy meraih kepala Chinjao dengan kedua tangannya lalu menghantamkannya ke arena. Jbuaaaagghhh!! Namun itu seolah tak berarti sama sekali.
Pertarungan di antara mereka terus berlanjut, mereka terus beradu serangan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
"Pertarungan macam apa ini!? Saking cepatnya aku tak tahu lagi apa yang sedang terjadi!!" seru Gatz. "Aku yakin pertandingan yang kita saksikan saat ini adalah salah satu pertarungan terhebat yang pernah terjadi di koloseum ini!!"
Mereka berhenti sejenak, Chinjao berkata dan berkata, "Kau lumayan juga..."
"Aku tak boleh kalah darimu di sini!!!" ucap Luffy.
"Tapi lupakan saja!!" ucap Chinjao.
"Eh!?"
"Saat ini, aku seperti serigala yang tanpa taring. Kalau kau hanya cukup bagus untuk melawanku dalam kondisi yang sekarang ini, sebaiknya kau menyerah saja untuk menjadi Raja Bajak Laut!!"
"!!"
"Kalau Rayleigh memilih bocah sepertimu sebagai lambang dari generasi baru ini, dia pasti sudah tidak sepintar dulu lagi!! Angkatan Laut punya cara pandang yang lebih baik saat mereka membunuh yang paling cocok, Ace, dua tahun lalu pada pertempuran besar Angkatan Laut!! Si bodoh itu punya darah iblis mengalir di dalam dirinya!!!"
"!!!" mendengar itu Sabo marah, tapi ia hanya bisa menonton.
"Apa katamu!?" Luffy masih bersiap di hadapannya.
"Kau pikir kau bisa mengalahkan Admiral dan Yonkou lalu melampaui Roger!? Lucu sekali!!!"
"Gomu Gomu no...!!!" Luffy memanjangkan tangan kanannya ke belakang, memelintirkannya, melapisinya dengan haki lalu, "Hawk Riffle!!!!!!!"
Luffy melesatkan pukulan ke arah Chinjao. Namun meski pukulan itu berhasil membuat kakek itu terpental, ia masih mampu bangkit kembali. "Masih belum selesai!!" ucapnya.
"Gomu Gomu no...!!" Luffy meraih kepala Chinjao dengan kedua tangannya, "Rocket!!" Luffy kemudian melesatkan tubuhnya ke langit.
"Lucy terbang!?" Gatz kaget.
Luffy melesat jauh sekali ke atas sana.
"Kemarilah!! Aku akan memberimu pelajaran!! Dengan kemarahan yang selama 30 tahun kusimpan terhadap Garp!! Akan kuberikan kau serangan pamungkasku!!"
"Apa itu!?" para penonton kaget saat melihat ke arah langit.
"Apa ini cuma halusinasiku saja atau... Tangan Luffy jadi besar sekali!!!"
Di atas sana, Luffy bersiap dengan Gear Third yang sudah dilapisi Haki Koka.
Dari bawah, Chinjao juga bersiap untuk melancarkan serangan pamungkasnya.
"Lihat apa yang akan kulakukan, Garp! Aku akan membunuh cucumu yang berharga!!" Chinjao melapisi ujung kepalanya dengan Haki Koka juga. "Akan kuhancurkan dia sampai ke tulang-tulangnya!!! Teknik Hashouken!!!"
Chinjao melesat ke atas.
"Gomu Gomu no... Thor..."
"Non-Drill Dragon..."
"Elephant Gun!!!!"
"Non-Nail!!!"

   Tinju raksasa Luffy dan sundulan Chinjao saling beradu di udara. Mereka terus beradu, sama-sama memperkuat serangan masing-masing, dan akhirnya Chinjao kalah. Dan akibat dorongan tinju Luffy kepala bornya sampai tumbuh kembali.
"Eeeehh!!?" para penonton melotot kaget.
Chinjao terjatuh, kepala bornya yang kembali tumbuh tertancap ke arena sampai arenanya terbelah menjadi dua. Chinjao kemudian tercebur ke air, di sela-sela arena yang terbelah itu. Luffy mendarat di atas arena.
"Oh.. D-Dia keluar arena!!" ucap Gatz, "Chinjao telah keluar dari arena!!"
"Yoshhh!!!" Luffy akhirnya menang.
"O-Orang macam apa dia itu!?" seru Gatz, "Dia berhasil mengalahkan bajak laut legendaris dan menjadi juara Blok C!! Sang gladiator, Lucy!!"
"Lucy!! Lucy!!" teriak penonton.
"Sampai sejauh mana dia akan terus melaju!? Dan siapakah yang akan mendapatkan Buah Mera Mera!? Saat ini, sudah terdapat tiga kandidat untuk menantang keluarga Donquixote!! Tapi, karena kerusakan arena yang begitu parah, pertandingan berikutnya akan ditunda selama 15 menit.."
Sabo kemudian turun dari tempat itu, "Lucy si Gladiator ya..."
Saat menuruni tangga, tak sengaja ia melihat Luffy yang sedang dikejar-kejar, "Tunggu!! Topi Jerami!! Bertarunglah melawanku!!" Cavendish mengejarnya.
"Duuh, mereka keras kepala sekali!!" Luffy berlari.
Yang mengejar tak cuma Cavendish, tapi juga Sai, Boo, dan Don Chinjao.
"Dengar!! Kakek ku mau mengatakan sesuatu padamu!!" ucap Sai.
"Ya ampun, tak ada ya tempat untuk beristirahat..." Luffy terus berlari.
"Sekarang kau adalah orang dengan harga buronan 400 juta, jadi sudah tentu kau memiliki banyak musuh.." ucap Sabo.
Sabo melanjutkan penyelidikikannya, berjalan menelusuri lorong-lorong yang ada di sana. "Aku masih benar-benar tak menyangka, anak cengeng yang waktu itu sekarang sudah menjadi sangat kuat.. Benar kan, Ace?"
"Hei, Sabo!!"
Sabo merasa seolah Ace memanggilnya dari belakang lorong itu.
Sabo jadi kembali teringat dengan masa lalu mereka.
"Oh, Ace!!" Sabo menyapa ketika Ace datang ke pohon raksasa tempat mereka menyimpan tabungan.
"Maaf ya aku telat!!" ucap Ace, ia datang dengan membawa sekantung kantung penuh uang dan perhiasan.
Sabo melihat isinya, "Waah, kau mendapat banyak sekali hari ini!! Jauh lebih banyak dariku!! Dari mana kau mendapat uang sebanyak ini?" Sabo menghitungnya.
"Aku merampok penjahat.." ucap Ace.
"Hah, kau menang lagi.."
Sabo memasukkan uang-uang itu ke tempat rahasia mereka yang ada di atas pohon.
"Tak peduli mau menang ataupun kalah, ini adalah simpanan bajak laut kita, suatu hari nanti kita akan membelanjakannya. Sudah lima tahun sejak kita mengumpulkannya, kita sudah bekerja keras." ucap Ace.
"Aku penasaran berapa ya harga kapal bajak laut itu.." ucap Sabo.
"Kapal Bajak Laut!?" jerit seseorang dari bawah. Sabo langsung menutup tempat penyembunyian itu dan melihat ke bawah. Ternyata itu Luffy.
"Kalian!! Apa kalian mau menjadi bajak laut!?" tanya Luffy dari bawah. "Aku juga mau!!"
"Aaaaa!!!" Ace dan Sabo kaget.
"Dia sudah menemukan rahasia kita.." Ace dan Sabo langsung mengikat Luffy di pohon itu. "Kalau kita tak melakukan sesuatu, bisa-bisa dia membocorkannya ke orang lain.."
"Kita bunuh saja.." ucap Ace.
"Ya, ayo lakukan.." ucap Sabo.
"Eeeh!!!???" Luffy terikat, menjerit, menangis. "Tolong!! Aku tak mau mati!!" teriaknya.
"Diam kau bodoh!!!" Sabo langsung membekap mulut Luffy.
"Aku tidak menyangka kalian akan membunuhku..."
Bruakkk!! tiba-tiba terdengar suara pohon roboh akibat ditebas oleh seseorang. Seseorang membabat hutan dan mendekat.
"Ada yang datang.." ucap Sabo.
Yang datang adalah beberapa penjahat yang tadi dirampok oleh Ace. Mereka datang bersama bos mereka, seorang pria bertubuh besar, sekitar dua kali tinggi manusia biasa.
"Apa kalian yakin kalau yang mengambil uang kalian adalah anak bernama Ace?"
Ace dan Sabo bersembunyi di balik semak-semak, Ace membekap mulut Luffy supaya ia tidak ribut.
"Dia..." Sabo mengintip dari balik semak-semak.
"Aku tak menyangka kalau para penjahat yang kurampok itu anak buahnya Bluejam.." ucap Ace mengenal lelaki bertubuh besar itu, ia adalah Porchemy, tangan kanan Bluejam.
"Apa kau tahu, dia akan menguliti kulit kepalamu kalau sampai kau kalah melawannya."
"Ya, untuk saat ini kita diam saja.." ucap Ace.
"Eh? Ke mana dia?" Sabo sadar kalau Luffy sudah tidak ada.
"Lepaskan aku, sialan!!!" Luffy sudah berada di cengkraman tangan Porchemy.
"Kenapa dia malah tertangkap!!!???" Ace dan Sabo syok.
Tolong aku!! Ace!!" teriak Luffy.
Namun bukannya menolong, Ace dan Sabo justru malah menunduk, makin bersembunyi. "Si bodoh itu!! Dia malah memanggil namaku!!"
Porchemy bertanya pada Luffy, "Apa kau kenal dengan Ace?"
"Dia temanku!!" ucap Luffy. "Ah, tapi tadi dia mau membunuhku..."
"Dasar mulut besar!!" gerutu Ace dari tempat persembunyiannya.
"Tenanglah, Ace.." ucap Sabo.
"Kalau begitu, bisakah kau menunjukan di mana dia berada padaku? Kudengar dia sudah mencuri uang dari kami kemudian lari." Porchemy menatap Luffy.
"Aku... Aku..." sambil mengalihkan pandangannya Luffy berkata, "Tidak tahu..."
"Kelihatan sekali dia berbohong!!" ucap Porchemy dalam hati.
"Heh, kalau memang kau bilang kau tidak tahu.." orang itu tetap mencengkram tubuh Luffy dan membawanya pergi.
"Hei, lepaskan aku!! Mau kau bawa pergi ke mana kau, hah!? Lepaskan!!"
Sore hari, Sabo berlarian, buru-buru menuju ke tempat Ace.
"Ace!!"
"Oh, Sabo!! Kebetulan sekali, aku sudah memindahkan semua hartanya!!" ucap Ace. "Bagaimana keadaan di sana? Apa orang-orang itu datang kembali untuk mencari uang mereka?"
"Tidak... Belum..." ucap Sabo, "Haah, haah... Anak itu... Dia belum mengatakan apa pun!!"
"Eh!?" Ace kaget.
Di tempat pembuangan, markas para penjahat, Porchemy menggantung tubuh Luffy dan terus memukulnya dengan sarung duri. "Cepat katakan saja!!"
Bak Buk Bak Buk!! Bahkan beberapa anak buahnya pun sampai tak tega melihatnya.
"Cepat jawab!!" Porchemy terus mengajar anak itu.
"Tidak akan.." Luffy tetap tak mau mengatakannya, meski darah terus menetes dari mulutnya. "Aku tidak akan mengatakannya!!" Luffy menangis.
"Bocah sialan!!!" Porchemy terus menghajar Luffy, memukulinya hingga babak belur. Namun, Luffy tetap tak mau membuka mulut.
"Tidak akan, aku tidak akan mengatakannya.."
Porchemy akhirnya kelelahan dan tak mau bersabar lagi. "Sudah cukup.." ia melepas sarung tangan durinya, kemudian mengambil sebuah pedang. "Kalau begitu kau mati saja!!"
"Hentikan!!!!" Ace dan Sabo muncul dengan menerobos dinding.
"D-Dialah yang sudah mencuri uang kita!!" ucap tiga anak buah Porchemy.
"Ace!!!" Luffy masih terikat dan menangi.
"Hiaaaa!!!" Ace menyerang salah satu dari mereka, musuh menahan dengan pedangnya lalu Sabo menghantam kepalanya. Bruakk!!
"Sabo!!!" Ace kini dicekik oleh Porchemy.
"Sekarang tugasku jadi lebih mudah karena kalian malah datang.." ucap Porchemy.
Plakkk!!!! Sabo menghantam Porchemy hingga tubuh besarnya itu jatuh. Sementara itu, Luffy masih terikat.
"Porchemy-san!!"
Sabo bergerak cepat dan langsung merampas pisau dari orang itu.
"Eeh!?"
Sabo melepas ikatan Luffy lalu menggendongnya.
"Ayo pergi, Ace!!"
"Pergilah duluan!!" Ace malah berlari menuju Porchemy.
"Bodoh!! Ayo kita kabur saja!!"
"Kalau aku sudah menghadapi seseorang, aku tak akan kabur!!" ucap Ace. Kini ia berhadapan satu lawan satu dengan Porchemy.
"Itu adalah uang kami!!"
"Kami punya rencana yang lebih baik untuk memanfaatkan uang itu.." ucap Ace.
"Berhenti bicara omong kosong!!" Porchemy bersiap untuk menyerang, "Kalau sampai aku kalah melawan anak-anak, aku akan berhenti saja menjadi bajak laut!!"
Porchemy menebas dengan pedang, Ace menahannya namun pipa yang ia gunakan untuk menahan malah patah. Dahi Ace juga terluka akibat tebasan itu.
"Ace!!" Sabo berlari mendekatinya.
"Akan kubunuh kalian semua!!!" Porchemy menyerang, Ace dan Sabo menyerang bersama-sama.
Pada akhirnya, Porchemy kalah, Luffy berhasil diselamatkan. Malam harinya, Luffy berada di tempat Ace dan Sabo.
"Huwaaa!!!" Luffy menangis, "Tadi itu menakutkan sekali!! Kupikir aku akan mati!!"
"Diam!! Berhentilah menangis!! Aku tak suka dengan anak yang cengeng!!"
"Hpp!!!" Luffy langsung menutup mulutnya.
"Eh?"
"Terima kasih.. Sudah menolongku.." ucap Luffy. "Huaaaa..." ia malah kembali menangis.
"Kau...!!!"
"Tenang Ace, dia cuma mau mengucapkan terima kasih.." ucap Sabo.
"Kenapa kau tidak buka mulut saja sejak awal, hah?"
"Kupikir kalau aku mengatakan sesuatu, kau tak akan mau menjadi temanku." ucap Luffy.
"Itu lebih baik daripada kau mati, kan? Kenapa kau ingin sekali menjadi temanku?"
"Karena tak ada lagi orang lain yang bisa kupercayai!" ucap Luffy. "Sendirian itu lebih menyakitkan daripada luka.."
Untuk sesaat mereka semua terdiam. Kemudian, Ace bertanya, "Apa rasanya jadi lebih mudah saat aku berada bersamamu?"
"Um.." Luffy mengangguk.
"Apa sulit kalau aku tidak ada?"
Luffy kembali mengangguk.
"Apa kau ingin aku... Hidup?"
"Tentu saja!"
"Begitu ya..." ucap Ace.
"Tapi aku tak suka anak cengeng sepertimu.."
"Apa kau pernah dipukul dengan sarung berduri!?" ucap Luffy. "Dan usiaku cuma 7 tahun!! Saat aku berusia 10 tahun sepertimu, aku akan berhenti menangis dan jadi lebih kuat!!"
"Aku tak akan menangis meski aku 7 tahun, bodoh!!" bentak Ace.
"Aku akan menjadi lebih kuat dari siapa pun!! Aku sudah berjanji pada Shanks untuk menjadi bajak laut yang hebat!!"
"Kau!? Mau jadi bajak laut??"
"Ya!!"
"Tidak mungkin!!"
"Iya mungkin!!"
"Hei, ngomong-ngomong, aku punya sedikit masalah.." ucap Sabo. "Setelah ini, para bajak laut itu pasti akan terus berusaha untuk membunuh kita bertiga, kan? Tempat tinggalku saat ini sangat dekat dengan markas mereka, jadi..."
Keesokan paginya..
"Gyaaaaaaaa!!!!" Dadan menjerit, saat mendapati di kamar anak-anak tak cuma ada Luffy dan Ace, namun ada satu anak lagi, Sabo. Mereka bertiga tidur di rumah Dadan.
"Ace!! Luffy!! Siapa anak ini!? Kenapa bisa ada anak kecil lagi!?"
"Hoaahmm!!" Sabo terbangun lalu berjalan mendekati Dadan. "Hei, kau pasti Dadan ya! Perkenalkan, namaku Sabo!" Sabo menjulurkan tangannya.
Plak!! Dadan malah menampar telapak tangan Sabo dan membentaknya, "Aku tahu namamu!! Kudengar kau juga bocah nakal tak berguna juga ya!!"
"Yah, aku juga sudah dengar informasi kalau kau itu nenek tua yang tak berguna juga.."
"Informasi macam apa itu!!!?" bentak Dadan, lalu Sabo dan yang lainnya pun berlari keluar rumah sambil tertawa.
Mereka bertiga kembali ke hutan, melewati sungai, lalu berlatih. Luffy masih belum benar-benar bisa mengendalikan kekuatannya, beberapa kali pukulannya meleset, malah terkadang mengenai kayu dan memantul ke wajahnya sendiri.
Atau juga saat memukul ia malah melilit tubuhnya sendiri dengan tangan panjangnya itu.
"Mau apa kau itu sebenarnya hah!!??" Ace menendang Luffy.
"50-0.." Sabo mencatat skor pertarungan Luffy dan Ace di papan.
"Aku akan melakukannya sekali lagi!!" ucap Luffy.
"Tidak boleh!! Peraturannya satu hari satu orang hanya boleh bertarung seratus kali!" ucap Ace.
Yah, mereka bertiga sudah sama-sama bertarung seratus kali. Ace 50 kali melawan Luffy, 50 kali melawan Sabo.
"Luffy, kau sudah kalah 50 kali dariku dan Ace.." ucap Sabo. "Aku melawan Ace kalah 24-26, dua poin.. sial.."
"Hehe.." Ace tertawa.
"Kalian!! Saat berusia 10 tahun nanti, aku akan mengalahkan kalian berdua!!" ucap Luffy.
"Saat itu usia kami akan jadi 13 tahun.."
"Eh?" Luffy baru sadar, "Uwaaaaa!!!" ia bingung harus bagaimana lagi dan menjerit.
"Hahaha!" Ace dan tertawa.
"Kau tak akan pernah bisa mengejar kami.." ucap Ace.
"Diam!! Ini tidak adil!!" bentak Luffy.
Ace tertawa, Sabo tersenyum.

   Kenangan yang indah. Kembali ke lorong Coloseum, Sabo membuka jubahnya, memakai kembali topinya lalu berkata, "Kelihatannya bukan tugasku untuk melakukan ini, aku akan menyerahkan sisanya padamu, Luffy.."
   "Pertandingan kembali di lanjutkan!!" seru Gatz dari arena Coloseum. "Saat ini, seluruh peserta sudah berkumpul di arena!! Satu orang tidak hadir, jadi sekarang totalnya ada 137 peserta untuk Blok D!!"

( Bersambung ke part 3 )

One Piece : Profil Aokiji


Nama Asli : Aokiji / Kuzan
Japanese : 青雉.クザン Aokiji Kuzan
Penampilan Awal : Chapter 303; Episode 225
Afiliasi : Angkatan Laut (berhenti)
Status : Laksamana (mantan), Laksamana Madya (mantan)
BUAH IBLIS
Nama : Hie Hie no Mi
Pengertian : Beku Seperti Es
Tipe : Logia

   Aokiji Kuzan (青雉.クザン Aokiji Kuzan?) adalah mantan seorang Laksamana Angkatan Laut ( Admiral ) dan merupakan salah satu karakter terkuat dalam cerita. Ia mengundurkan diri dari Angkatan Laut setelah kalah dari Akainu dalam pertarungan memperebutkan jabatan Laksamana Armada ( Fleet Admiral ) dan menolak bekerja dibawah perintah Akainu Sakazuki. Karakternya pertama kali muncul di Water 7 Saga, saat ia membuntuti Nico Robin yang bergabung dengan Bajak Laut Topi Jerami di Long Ring Long Island.

Sabtu, 29 Agustus 2015

One Piece : Profil Akagami No Shanks





Nama Asli : Shanks
Japanese : シャンクス Shankusu
Penampilan Awal : Chapter 1; Episode 4
Julukan : "Red-Haired Shanks" (赤髪のシャンクス Akagami no Shankusu?, "Si Rambut Merah Shanks")
Afiliasi : Bajak Laut Rambut Merah( Kapten ); Yonkou; Bajak Laut Roger ( mantan kru )
Status : Bajak Laut; Kapten; Awak Kru ( mantan )
Lahir : 9 Maret
Usia : 27 tahun ( Chapter 1 ), 37 tahun ( Chapter 1-597 ), 39 tahun ( timeskip )




   Shanks si rambut merah (赤髪のシャンクス Akagami no Shankusu) adalah salah satu Yonkou dan kapten kelompok Bajak laut Rambut Merah. Ia adalah orang yang menginspirasi Luffy untuk menjadi bajak laut. Saat Luffy berumur 7 tahun, ia dan anggota krunya mengunjungi desa Fuusha dan berkenan memberi topi kesayangannya sebagai hadiah perpisahan saat meninggalkan tempat itu.



Penampilan




   Shanks seorang pria sengah baya yang bertinggi sedang dan bertubuh sedang. Rambut Shanks berwarna khas merah membuat dirinya dijuluki si rambut merah. Shanks kehilangan tangan kirinya setelah menolong Luffy dari serangan monster laut saat ia masih kecil. Selain itu, ia memiliki 3 bekas luka cakar dimata kiri yang jelas terlihat akibat perbuatan Marshall D. Teach alias Kurohige yang sekarang telah menjadi salah satu Yonkou juga.

   Shanks selalu memakai jubah hitam menggantung diatas bahu. Dahulu kala Shanks sering memakai topi jerami namun kemudian diberikan kepada Luffy. Ia juga berpakaian agak longgar seperti baju tangan panjang serta celana panjang dengan pola-pola bunga. ia juga memakai sepasang sandal serta sebuah pedang yang diletakkan dipinggang kanan.